Direktur Pembinaan SMK Depdiknas Dr. Joko Sutrisno, Senin (26/1), mengatakan, mobnas yang bakal lahir dari Kota Malang ini berbeda dengan mobnas Timor beberapa waktu lalu yang diprakarsai Tommy Suharto.
"Mobnas yang diberi merek SMK S UVI itu sekarang masih dalam perakitan dan akan diproduksi massal jika sudah sempurna. Harganya juga tidak terlalu mahal, yakni rata-rata Rp 80 juta per unit on the road," katanya disela-sela kunjungannya ke SMK
10 Malang bersama Mendiknas Prof. Bambang Sudibyo.
Untuk mempercepat realisasi lahirnya real mobnas tersebut, katanya, Depdiknas
telah menandatangani naskah kerja sama (MoU) dengan Kanzen November 2008. Selain memproduksi mobil dengan harga murah, kata Joko, SMK tersebut juga merakit sepeda motor sendiri. Bahkan, yang sudah selesai dan siap pakai juga telah dipesan beberapa konsumen.
Sepeda motor yang diberi merek SMK Kanzen itu seharga Rp 7 juta per unit.
"Dari SMK percontohan ini lahir berbagai produk, selain mobil dan sepeda motor, di sini juga diproduksi laptop murah serta animasi berkualitas," katanya. Menurut dia, seluruh SMK di Indonesia nantinya wajib memiliki laptop yang diawali dari Kota Malang sebagai produsen laptop murah seharga Rp 5 juta per unit.
Menyinggung kompensasi bagi siswa yang terlibat dalam perakitan maupun produksi sepeda motor, mobil, laptop, dan animasi tersebut, Joko mengatakan, semua fasilitas
peralatan dipenuhi oleh pihak sekolah.
"Setiap siswa yang terlibat mendapat keuntungan tak langsung karena mereka hanya bisa praktik dan mengutak-atik berbagai desain. Secara materi mereka akan mendapatkan jaminan makan saja," katanya menjelaskan.